Senin, 05 Mei 2008

Zat Aditif Makanan

Zat aditif makanan adalah semua bahan yang ditambahkan ke dalam makanan selama proses pengolahan, penyimpanan, atau pegepakan makanan. Pada awalnya, orang hanya menggunakan bahan aditif makanan yang alami, seperti gula, cabe, kunyit, garam, dan merica. Akan tetapi, dengan perkembangan industry makanan yang membutuhkan bahan dalam jumlah yang besar dan waktu penyimpanan yang lebih lama, orang mulai memproduksi dan menggunakan bahan sintetis. Berdasarkan fungsinya, zat aditif makanan dapat digolongkan ke dalam pewarna, pemanis, pengawet, penyedap, anti oksidan, penambah gizi, pengemulsi, pengatur keasaman, pembentuk serat, anti kempal, pemutih atau pemucat, perenyah, pengisi, pemantap, zat pengering, pencegah buih, pengkilap/pelembab, dan pencegah lengket. Dari sekian banyak jenis-jenis zat aditif, yang akan kita pelajari hanya 4 jenis saja, antara lain Pewarna, Pemanis, Penyedap dan Pengawet.

Dilihat dari asal-usulnya, zat aditif makanan dapat dikategorikan menjadi dua macam, yaitu :

1) Zat aditif alami

Zat aditif alami merupakan bahan tambahan yang terdapat dalam tumbuhan atau hewan yang dikonsumsi manusia. Contohnya : kunyit, lengkuas, daun pandan, daun seledri, dll


Gambar 1. Contoh Zat Aditif Alami

2) Zat aditif buatan

Zat aditif buatan merupakan bahan tambahan hasil olahan manusia. Zat aditif buatan digunakan karena bahan alami sudah mulai berkurang dan sukar untuk dikembangkan. Contohnya : vetsin, sakarin, tartrazine.


Gambar 2. Contoh Zat Aditif Buatan

Menurut Johnson, 2004 Keuntungan penggunaan zat aditif makanan antara lain :

a) Membuat makanan menjadi tahan lama

Makanan menjadi busuk karena aktivitas mikroba, seperti bakteri dan jamur yang tumbuh pada makanan tersebut. Dengan adanya zat aditif, pertumbuhan bakteri dihambat, sehingga makanan menjadi tahan lama.

b) Mempertahankan nilai-nilai gizi tertentu dalam bahan makanan

Hal ini berkaitan dengan reaksi kimia yang mungkin terjadi dalam bahan makanan dan menyebabkan nilai gizinya berkurang. Zat-zat kimia dalam makanan saling bereaksi satu sama lain atau dapat juga bereaksi dengan oksigen di udara. Sebagai contoh, lemak dalam makanan bereaksi dengan oksigen diudara sehingga lemak itu teroksidasi, kemudian menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak

c) Penampilan yang baik

Penampilan fisik makanan yang menarik akan menggugah selera.



0 komentar: